Jumat, 03 Mei 2013

Fiksi : Paku

Suatu ketika, hidup seorang anak yang sangat pemarah. Hal sekecil apapun bisa membuatnya marah. Tapi beruntung, dia memiliki seorang ayah yang bijaksana.
Suatu hari, sang ayah memberikan anak itu sekarung paku. Beliau meminta agar anaknya melampiaskan kemarahannya dengan memakukan satu paku ke tembok belakang rumah. Satu paku untuk setiap satu kali marah.

Hari pertama pun dilalui. Hari ini anak itu marah sebanyak 35 kali, maka sebagai konsekuensinya, anak itu harus memakukan 35 paku pula di tembok belakang rumah.
Hari demi hari pun berlalu, dan tampaknya terapi ini mulai berjalan lancar. Setiap hari, jumlah paku yang ditanamkan ke tembok itu makin berkurang, dari 35 menjadi 30, menjadi 23 dan seterusnya. Bahkan setelah menginjak hari ke seratus, anak itu sudah sama sekali tidak menanamkan paku ke tembok. Dengan gembira anak itu mengabarkan kepada ayahnya, bahwa sekarang ia lebih dewasa dan dapat mengendalikan emosinya.

Sang ayah langsung memeluk anak itu dan mengucapkan selamat kepadanya. “Masih ada satu tahap lagi nak..", ucap beliau. “Mulai sekarang, cabutlah satu paku dari tembok setiap saat kamu dapat bersabar dan memaafkan orang yang membuatmu marah..”

Anak itu pun segera menuruti perintah ayahnya. Setiap kali dia dapat bersabar dan memaafkan kesalahan orang, ia mencabut satu paku dari tembok. Hari demi hari pun berlalu, hingga tiba saat dimana ratusan paku di tembok tersebut telah habis dicabut.
Anak itu pun kembali pada ayahnya, dan melaporkan keberhasilannya tersebut. “Kamu telah berhasil nak..kamu telah menjadi seorang anak yang luar biasa.” Beliau melanjutkan, “Tetapi coba amati sekali lagi tembok itu”.
Sambil mengelus lubang-lubang bekas paku di tembok, sang ayah kembali melanjutkan kata-katanya. “Lihatlah tembok ini, sekalipun kamu sudah mencabut seluruh paku yang ada, tetapi tembok tidak dapat kembali utuh lagi seperti sedia kala, banyak sekali lubang menganga dan retakan di tembok ini.."

“Setiap kamu melukai orang lain.. selamanya kamu tidak akan bisa menghapus luka itu..sekalipun kamu sudah meminta maaf dan mencabut semua kemarahan dari orang-orang disekitarmu.."





Kisah Inspiratif @ playstore 2013

2 komentar: