11.25 WIB
Bu Anti, temen satu ruangan gue di kantor, lagi nyalain radio.
Dan tiba-tiba beliau bilang, “Ssstt..dengerin nihh..”. Volume radio-pun
maksimum… :D
Ilustrasi |
Selama ini, bu Cucu gak pernah ngegubris sms-sms iseng pak
Deddy, tapi lama-lama kesel juga, sampe akhirnya bu Cucu minta tolong ke
penyiar PR FM buat “ngerjain” orang ini, dan memberikan nomor hp bu Dewi
(Sayang, gue lupa nyatet nomornya)
Sebenernya, bu Cucu pernah bertanya ke pak Deddy, “Anak saya
yang mana ya pak?”, berhubung gak bisa jawab, pak Deddy menutup telponnya, dan
ditelpon berikutnya, pak Deddy bilang kalo anak bungsu bu Cucu yang jatoh di
sekolah.
Drama telepon-pun dimulai, dengan si penyiar menyamar menjadi
adik bu Cucu atau tante atas keponakan yang katanya jatoh di sekolah.
Bu
Nancy : Halo,
dengan bu Dewi?
Bu
Dewi : Iya,
dengan saya sendiri.
Bu
Nancy : Saya dapet
kabar dari bu Cucu, kalo anaknya jatuh di sekolah, dan bu Dewi yang antar
keponakan saya ke rumah sakit. Bu Cucu shock, dan minta saya untuk menghubungi
ibu. Keponakan saya sekarang gimana bu? Dirawat dimana?
(Dengan nada panik)
Bu
Dewi : Oh…iya
bu, sekarang saya ada di RSHS, keponakan ibu sedang ditangani Dr. Hendra. Ibu
bicara langsung dengan Dr.Hendra aja ya, biar lebih jelas.
Dr. Hendra : Siang
bu…
Bu
Nancy : Keponakan
saya gimana dok?
Dr. Hendra : Keponakan
ibu jatuh, yang saya takutkan jadi geger otak.
Bu
Nancy : Hah? Geger
otak? Keponakan saya sekarang di RSHS, di ruang apa dok? Nomor berapa? Biar
saya kesana sekarang.
Dr. Hendra : Tenang
bu, ibu gak perlu datang kesini buru-buru, kita bantu dulu, tapi saya
butuh X2B, di RSHS gak ada, kebetulan ada di Kimia Farma. ibu hubungi pak
Kuncoro aja, biar dibantu dari Kimia Farma. Ini nomor hp-nya (Dan
lagi-lagi, gue lupa nyatet nomor hp pak Kuncoro)
Bu
Nancy : X2B itu
apa dok?
Dr. Hendra : Obat
buat geger otak. (Keliatan banget ya, bukan orang medis). Saya
khawatir, kalo obatnya terlalu lama, jadi geger otak. Ibu silahkan hubungi pak
Kuncoro. Secepatnya ya bu.
Bu
Nancy : Deket
kantor saya, ada Kimia Farma pak. Lebih deket, bisa lebih cepet.
Dr. Hendra : Saya
udah minta tolong pak Kuncoro bu, biar lebih cepet. Soalnya dia orang Kimia
Farma.
Bu
Nancy : Ya udah
dok, saya telepon pak Kuncoro dulu. Dokter jangan hubungi kakak saya, bu Cucu
masih shock.
Dr. Hendra : Oiya
iya, obatnya harus segera ya bu.
Drama part I, selesai.
Gue ngakak gak bisa nahan ketawa, denger si penyiar menipu si
penipu. Hha. Sejauh ini, si penipu blom minta uang.
Bu Nancy : Halo,
pak Kuncoro.
Pak Kuncoro : Ya, halo.
Bu Nancy : Saya
barusan dapet kabar kalo keponakan saya kecelakaan dan sekarang butuh X2B, dan
kata dokter yang menanganinya, saya bisa dapat X2B-nya dari bapak.
Pak Kuncoro : Oiya iya bu, saya
juga udh dihubungi Dr.Hendra. Biar cepet aja, obatnya ada di Kimia Farma, tapi
cukup mahal, jadi kita gak bisa keluarin dari lab.
Bu Nancy : Emang
harganya berapa pak?
Pak Kuncoro : Rp.8.750.000,- bu.
Bu
Nancy : Haduh, mahal sekali
pak… Ya udah, sekalian aja nanti tagihannya dimasukin ke biaya
pengobatan keponakan saya pak. Biar cepet.
Pak Kuncoro : Oh, gak bisa bu.
Soalnya ini bukan obat dari RSHS. Obatnya baru bisa dikeluarkan bendahara
keuangan kimia farma kalo ibu sudah bayar. Ibu mengertikan? (Kayak
disekolahan aja, ada bendahara)
Bu Nancy : Iya,
tapi saya gak punya uang segitu pak. Di rekening saya cuma ada Rp.1.100.000,-
paling yang bisa saya transfer Rp.1.000.000,-
Pak Kuncoro : Wah, gimana ya bu,
soalnya ini bukan milik RSHS, jadi harus kita bayar dulu. Ibu bisa minta ke
suami ibu?
Bu Nancy : Iya,
saya juga udah bilang ke suami saya, tapi sama-sama lagi gak pegang uang.
Posisi bapak dimana sekarang? Saya ada di Sukajadi atas. Biar saya kesana.
Pak Kuncoro : (Ngomong gak jelas)
Bu Nancy : Kalo
saya DP dulu Rp.1.000.000,-. Gimana pak? Kekurangannya saya bayar tunai ke
bapak.
Pak Kuncoro : Boleh, transfer ke
bank Mandiri ya bu.
Bu Nancy : Rekening
Kimia Farma ya pak?
Pak Kuncoro : Iya, dicatat ya bu.
Bank Mandiri nomor rekeningnya 117.000618.4964 atas nama Budiansyah - cabang
Jakarta
Bu Nancy : Oh,
ini nomor rekening Kimia Farma pusat ya pak? (Pura-pura bego)
Pak Kuncoro : Iya, kalo sudah
transfer, langsung kabari saya ya bu. Bukti transfernya disimpan. Nomor hp ibu
berapa?
Bu Nancy : Hp
saya rusak pak, ini nomor telepon kantor saya, jangan telepon kesini, takut
resepsionis yang angkat.
Pak Kuncoro : Nomor hp suami ibu?
Bu Nancy :
(Langsung ngasih nomor hp pimpinan redaksinya, pak Kurniansyah)
Percakapan panjang di drama telepon part II selesai. Hhaha…gue
makin ngakak denger si penyiar ngelabuin si penipu.
Waspada
Penipuan seperti ini sudah lama terjadi, berulang-ulang. Semakin
diberantas semakin menjadi-jadi, semakin dibumihanguskan, mereka bisa nemuin
celah baru buat beraksi. Mereka mempermainkan “emosi” kita, akibatnya kita gak
bisa berpikir jernih.
Sebelum kita terpedaya, pelajari hal-hal yang bisa menghindari
kita dari ancaman mereka.
1. Baca sampai tuntas
Biasanya, sms tipuan memanfaatkan kondisi darurat sebagai pancingan. Misal, seperti kasus diatas, ortu masuk rumah sakit, kecelakaan, atau menjemput undian yang hampir memasuki batas waktu. Jangan keburu panik saat menerima SMS seperti itu. Baca dulu sampai tuntas, kendalikan emosi dan kerahkan logika kita supaya nggak gampang terpengaruh. Sambil membaca, coba ingat juga, apa yang sudah kita lakukan, dan yang sedang terjadi di lingkungan. Misalnya, anak kita ada dimana sekarang, apakah kita pernah ikutan undian dan sebagainya.
Biasanya, sms tipuan memanfaatkan kondisi darurat sebagai pancingan. Misal, seperti kasus diatas, ortu masuk rumah sakit, kecelakaan, atau menjemput undian yang hampir memasuki batas waktu. Jangan keburu panik saat menerima SMS seperti itu. Baca dulu sampai tuntas, kendalikan emosi dan kerahkan logika kita supaya nggak gampang terpengaruh. Sambil membaca, coba ingat juga, apa yang sudah kita lakukan, dan yang sedang terjadi di lingkungan. Misalnya, anak kita ada dimana sekarang, apakah kita pernah ikutan undian dan sebagainya.
2. Cek ke orang yang
bersangkutan
Baca ulang sms yang kita terima itu dengan cermat. Biasanya, gaya bahasa seseorang dalam mengirim sms bisa kita hafalkan. Jika ada perbedaan gaya bahasa, walaupun sedikit, tanyakan langsung sama yang bersangkutan. Jangan hubungi nomor yang mengirimkan itu, ya. Tapi hubungi langsung nomor keluarga atau teman yang dimanfaatkan namanya, berdasarkan data yang kita punya.
Baca ulang sms yang kita terima itu dengan cermat. Biasanya, gaya bahasa seseorang dalam mengirim sms bisa kita hafalkan. Jika ada perbedaan gaya bahasa, walaupun sedikit, tanyakan langsung sama yang bersangkutan. Jangan hubungi nomor yang mengirimkan itu, ya. Tapi hubungi langsung nomor keluarga atau teman yang dimanfaatkan namanya, berdasarkan data yang kita punya.
3. Sebarkan!
Jangan lupa untuk menyebarkan pengalaman ini ke teman-teman dan keluarga kita. Lewat twitter, facebook, atau dalam forum. Makin banyak orang tahu, makin besar kemungkinan korban penipuan macam ini dikurangi.
Jangan lupa untuk menyebarkan pengalaman ini ke teman-teman dan keluarga kita. Lewat twitter, facebook, atau dalam forum. Makin banyak orang tahu, makin besar kemungkinan korban penipuan macam ini dikurangi.
Maaf, kalo dialog diatas acak-acakan
dan sedikit berbeda, maklum gak sempet direkam… ^^v
Sampe jam 13.00 wib tadi, Radio PR FM
107,5 masih memutar ulang drama “Penipu Yang Tertipu!”, dan mereka mendapatkan
banyak sanjungan dari pendengarnya. Gue ikut bangga karena mereka (terutama
penyiarnya) berani buat ngeblow-up kasus ini. Mudah-mudahan udah diusut pihak
yang berwajib ya, secara barang bukti dan saksi-saksi udah ada, mau tunggu apa
lagi? :D
Sumber :
1. Radio PR FM 107,5
2.
http://www.gadis.co.id/gaul/ngobrol/waspada.sms.penipuan/001/007/291