Dengan penuh tanda tanya, akhirnya tukang daging tersebut
mulai mendekati dan mengamati anjing tersebut. Penjual daging itu terkejut
ketika ia mendapati bahwa ada sebuah kertas kecil tergantung di leher anjing
itu dan bertuliskan, “Berikan aku 12 sosis dan 1 paha kambing”.
Penjual daging itupun makin terkejut lagi ketika ia mendapati
bahwa anjing itu juga menggigit uang 20 dolar, jumlah yang cukup untuk membeli “pesanan”
anjing itu.
Dengan merasa agak aneh, penjual daging itu mengambil uang
dari mulut anjing itu, menyiapkan “pesanan”-nya, membungkus 12 sosis dan 1 paha
kambing ke dalam tas plastik, lalu memberikannya kepada anjing itu. Anjing itu-pun
dengan sigap menggigit pegangan tas plastik itu, lalu meninggalkan toko
dagingnya.
Si penjual daging sangat penasaran dengan anjing tersebut.
Kebetulan saat itu sekitar pukul 5 sore, waktu tutup toko. Ia lalu bergegas
menutup tokonya secepat mungkin, dan segera mengikuti kemana anjing itu pergi.
Saat anjing itu akan menyeberangi jalan, penjual daging
mengamatinya, anjing itu meletakkan tas plastiknya, lalu melompat untuk menekan
tombol penyeberangan. Sesaat, anjing itu menunggu lalu lintas aman, dan anjing
itu-pun menyeberang jalan bersama tas plastiknya.
Disudut jalan, anjing itu berhenti di sebuah halte bus, lalu
mengamati jadwal bus yang ada disitu. Lalu dengan sabar, anjing itu duduk di
kursi tunggu, menunggu bus datang.
Sebuah bus-pun datang, anjing itu segera berlari-lari
berusaha melihat bagian belakang bus yang biasanya terpampang nomor seri
tujuannya, rupanya itu bukan bus yang ia cari dan anjing itu-pun kembali duduk
di kursi tunggu.
Beberapa menit kemudian, bus lain datang. Seperti tadi,
anjing itu langsung berlari ke belakang bus untuk melihat nomor serinya. Dan dengan
segera, anjing dengan tas plastik yang
masih dimulutnya bergegas masuk ke dalam bus. Si tukang daging-pun ikut
masuk ke dalam bus, kali ini dengan mulut menganga dan rasa takjub tak terkira.
Setelah sekitar 20 menit perjalanan, anjing itu turun di
depan sebuah rumah megah, sambil berlari-lari kecil dengan barang bawaanya,
anjing itu masuk ke pelataran rumah itu. Si tukang daging-pun juga ikut turun
dari bus dan mengamatinya.
Saat sampai di depan pintu, anjing itu meletakkan barang
bawaanya ke tangga, mundur beberapa langkah, lalu lari dan membenturkan
badannya ke pintu. Hal ini dilakukannya beberapa kali.
Merasa tidak berhasil membuka pintu depan, anjing itu lalu
berlari ke samping rumah, memanjat tembok yang ada disitu, lalu turun dan
segera berlari ke depan pintu depan lagi.
Beberapa saat kemudian, seorang pria gemuk keluar dari pintu
depan sambil berteriak, “Dasar anjing bodoh!”, Pria itu-pun membentak-bentak
anjing itu, memukul dan menendangnya sambil mengumpat beberapa kali.
Merasa tidak terima, si tukang daging itu-pun menghampiri si
pemilik rumah sambil berseru, “Hey! Apa yang kau lakukan? Anjing ini jenius,
bahkan anjingmu ini layak masuk di TV!”
Tidak mau kalah, pria pemilik rumah itu-pun menjawab, “Apa
kau bilang? Jenius?”. Pria gemuk itu melanjutkan, “Sudah dua kali dalam
seminggu, anjing ini lupa membawa kunci pintu depan, benar-benar bodoh! Anjing
bodoh!”
“Hah???”
Pesan Tersembunyi
Orang kadang kala tidak pernah puas dengan apa yang ia dapatkan, seperti halnya
dalam perusahaan, seringkali kita lihat, bahwa pimpinan sering tidak tahu bagaimana
cara menghargai karyawan-karyawannya yang dengan setia melayani dan mencarikan
uang baginya. Saya sendiri sering kali melihat bagaimana banyak perusahaan
kehilangan orang-orang terbaiknya, karena sang pemimpin gagal memberikan
penghargaan yang pantas bagi karyawannya.
Karyawan seringkali harus pasrah
menerima kenyataan, bahwa bagaimapun pimpinan tetap memiliki kekuatan dan
otoritas yang ‘tak terlawan’. Si pimpinan sendiri-pun terus berusaha menonjolkan
superioritasnya, lewat cara mereka memberikan perintah ‘teladan’, seolah-olah “saya
luar biasa dan segalanya”
Ilustrasi |
@2013 Inspiratif – Play Store
Tidak ada komentar:
Posting Komentar