Jumat, 15 Februari 2013

Pesan Tersembunyi

Seorang tukang daging heran ketika melihat ada anjing yang masuk ke tokonya, dia beberapa kali mencoba mengusir anjing itu, tetapi beberapa kali juga anjing itu selalu kembali lagi ke tokonya.

Dengan penuh tanda tanya, akhirnya tukang daging tersebut mulai mendekati dan mengamati anjing tersebut. Penjual daging itu terkejut ketika ia mendapati bahwa ada sebuah kertas kecil tergantung di leher anjing itu dan bertuliskan, “Berikan aku 12 sosis dan 1 paha kambing”.
Penjual daging itupun makin terkejut lagi ketika ia mendapati bahwa anjing itu juga menggigit uang 20 dolar, jumlah yang cukup untuk membeli “pesanan” anjing itu.

Dengan merasa agak aneh, penjual daging itu mengambil uang dari mulut anjing itu, menyiapkan “pesanan”-nya, membungkus 12 sosis dan 1 paha kambing ke dalam tas plastik, lalu memberikannya kepada anjing itu. Anjing itu-pun dengan sigap menggigit pegangan tas plastik itu, lalu meninggalkan toko dagingnya.
Si penjual daging sangat penasaran dengan anjing tersebut. Kebetulan saat itu sekitar pukul 5 sore, waktu tutup toko. Ia lalu bergegas menutup tokonya secepat mungkin, dan segera mengikuti kemana anjing itu pergi.
Saat anjing itu akan menyeberangi jalan, penjual daging mengamatinya, anjing itu meletakkan tas plastiknya, lalu melompat untuk menekan tombol penyeberangan. Sesaat, anjing itu menunggu lalu lintas aman, dan anjing itu-pun menyeberang jalan bersama tas plastiknya.

Disudut jalan, anjing itu berhenti di sebuah halte bus, lalu mengamati jadwal bus yang ada disitu. Lalu dengan sabar, anjing itu duduk di kursi tunggu, menunggu bus datang.
Sebuah bus-pun datang, anjing itu segera berlari-lari berusaha melihat bagian belakang bus yang biasanya terpampang nomor seri tujuannya, rupanya itu bukan bus yang ia cari dan anjing itu-pun kembali duduk di kursi tunggu.

Beberapa menit kemudian, bus lain datang. Seperti tadi, anjing itu langsung berlari ke belakang bus untuk melihat nomor serinya. Dan dengan segera, anjing dengan tas plastik yang  masih dimulutnya bergegas masuk ke dalam bus. Si tukang daging-pun ikut masuk ke dalam bus, kali ini dengan mulut menganga dan rasa takjub tak terkira.

Setelah sekitar 20 menit perjalanan, anjing itu turun di depan sebuah rumah megah, sambil berlari-lari kecil dengan barang bawaanya, anjing itu masuk ke pelataran rumah itu. Si tukang daging-pun juga ikut turun dari bus dan mengamatinya.

Saat sampai di depan pintu, anjing itu meletakkan barang bawaanya ke tangga, mundur beberapa langkah, lalu lari dan membenturkan badannya ke pintu. Hal ini dilakukannya beberapa kali.
Merasa tidak berhasil membuka pintu depan, anjing itu lalu berlari ke samping rumah, memanjat tembok yang ada disitu, lalu turun dan segera berlari ke depan pintu depan lagi.

Beberapa saat kemudian, seorang pria gemuk keluar dari pintu depan sambil berteriak, “Dasar anjing bodoh!”, Pria itu-pun membentak-bentak anjing itu, memukul dan menendangnya sambil mengumpat beberapa kali.
Merasa tidak terima, si tukang daging itu-pun menghampiri si pemilik rumah sambil berseru, “Hey! Apa yang kau lakukan? Anjing ini jenius, bahkan anjingmu ini layak masuk di TV!”

Tidak mau kalah, pria pemilik rumah itu-pun menjawab, “Apa kau bilang? Jenius?”. Pria gemuk itu melanjutkan, “Sudah dua kali dalam seminggu, anjing ini lupa membawa kunci pintu depan, benar-benar bodoh! Anjing bodoh!”

“Hah???”


Pesan Tersembunyi

Orang kadang kala tidak pernah puas  dengan apa yang ia dapatkan, seperti halnya dalam perusahaan, seringkali kita lihat, bahwa pimpinan sering tidak tahu bagaimana cara menghargai karyawan-karyawannya yang dengan setia melayani dan mencarikan uang baginya. Saya sendiri sering kali melihat bagaimana banyak perusahaan kehilangan orang-orang terbaiknya, karena sang pemimpin gagal memberikan penghargaan yang pantas bagi karyawannya.

Karyawan seringkali harus pasrah menerima kenyataan, bahwa bagaimapun pimpinan tetap memiliki kekuatan dan otoritas yang ‘tak terlawan’. Si pimpinan sendiri-pun terus berusaha menonjolkan superioritasnya, lewat cara mereka memberikan perintah ‘teladan’, seolah-olah “saya luar biasa dan segalanya”

Ilustrasi
Ada sebuah konsep indah, “Pimpinan bukan berarti ‘penekan’, melainkan sebagai ‘pendorong’. Ia adalah seorang ‘motivator’ bukan ‘manipulator’. Kebahagiaannya adalah ketika dia dapat melihat bawahannya dapat bekerja penuh dengan semangat, tanpa terpaksa, tanpa harus diawasi dan tanpa ancaman.





@2013 Inspiratif – Play Store

Tidak ada komentar:

Posting Komentar